Anganku
Si abu-abu kini telah menunjukkan jati dirinya, dia perlahan berubah menjadi hitam dan terlihat semakin jelas siapa dirinya. Ini bisa saja menjadi kabar baik untuk orang lain,tapi tidak untuk gue, karena gue adalah salah satu orang yang gak suka sama kata "jujur lebih baik walaupun menyakitkan". Kenyataannya gue adalah penggemar kebohongan yang hanya untuk menenangkan hati semata.
Harusnya gue sadar dan berpikir kritis bahwa ketika kita mencintai seseorang maka kita juga harus mencintai kekecewaan yang akan tumbuh nantinya. Tapi gue terlalu egois saat menyikapi semua itu, seolah ga mau dikalahkan oleh apapun,gue tetap berpikir positif kalau kekecewaan gak akan pernah tumbuh karena adanya ketulusan, sampe gue lupa bahwa hanya gue sendiri yg tulus disini.
Ini bukan salah lo,ini salah gue karna menaruh harapan terlalu besar sampai ngebuat lo kerepotan untuk menyikapi sikap gue saat ada di deket lo.Akhirnya karna lo mau semuanya baik² aja,jadi lo memutuskan untuk jauh dari gue. Mungkin keputusan lo itu sudah tepat buat lo,Tapi serius deh lain waktu silahkan bertukar posisi dengan gue, biar lo tau gimana rasanya saat kita mau memastikan perasaan seseorang tapi malah dijauhin.
Menjauhnya lo akan baik² aja buat diri lo sendiri sejak kemarin,detik ini,besok,bahkan seterusnya.Tapi apa lo pernah berpikir gimana perasaan orang yg gatau apa² terus tiba² lo jauhin itu? Sumpah gue berasa kaya orang yang lagi dipandang rendah, satu demi satu pemikiran negatif muncul dari otak gue "oh mungkin dia malu deket sama org yang suka diledekin di kampus,mungkin dia malu sama temen²nya masa deket sama cewe jelek,mungkin dia malu sama mantannya masa pacarnya nanti lebih jelek dari mantannya".
Apakah pemikiran gue terlalu jahat dan menghakimi lo? Gue rasa nggak, karna sekarang buktinya lo deket dengan cewe yang jadi incaran cowo² dikampus. Mengingat fisik lo yang kaya gitu,bukan hal yang susah bagi lo buat ngedapetin dia.Gue tau banget itu hak lo, tapi apa salah kalo gue sakit hati walaupun kita ga ada hubungan apapun?Apalagi gue sangat amat mengenal cewe itu sebagai salah satu kating panutan gue. Asal lo tau karna kelakuan lo itu yg ngebuat cewe naif kaya gue ini berpikiran kalo fisik bisa mengalahkan ketulusan.
Jika ukurannya adalah fisik, maka dianggap apa kata "mencintai apa adanya" itu? Apakah salah kalo orang yg jauh dari kata LUMAYAN kaya gue ini bisa jatuh cinta? Apakah salah ketika orang yang terlalu setia dan perasa kaya gue ini suka sama orang? Jika itu ukurannya maka apa yg disebut "apa adanya" itu? Apakah cuma menjadi tameng untuk menunjukkan kalo lo adalah laki² baik supaya bisa memainkan perasaan cewe² naif?
Gue cukup sadar fisik gue bukan standar yg bisa dikatakan cantik, tapi ketika gue tanya ke lo yg lo jawab cuma "cantik itu relatif dan lo harus bersyukur". Lalu apa bedanya gue sama lo? Gue ga bersyukur dengan fisik gue, dan lo? Lo ga pernah bersyukur karena dicintai seseorang secara tulus tanpa memikirkan bagaimana cara untuk membalasnya.
Lalu setelah semuanya yg Lo lakuin ke gue,setelah semua kebahagiaan yg lo kasih ke gue,dan setelah lo berhasil mengukir memori yang begitu indah di diri gue, semua kita lalui bersama tapi pada akhirnya lagi² hanya gue yang merasakan sakit.Terus siapa yg pantas disalahkan atas semua ini? Lo? Nggak ini bukan salah lo, terkadang gue mau menerima kalo semua terjadi karena kesalahan gue dalam menafsirkan sikap baik lo ke gue selama ini.
Semua orang bahkan sahabat gue sendiri memaksa gue untuk mundur dari lo, entah apa maksud mereka,gue pun masih menerka. Mungkin mereka ingin melindungi gue dari bajingan kaya lo,atau mungkin mereka menyadari kalo standar gue lah yang terlalu tinggi dan nantinya akan mnjadi sakit yang terelalu dalam.
Saat ini gue ada diambang kebingungan, ingin mundur tapi sudah terlalu jauh dan ingin melanjutkan tapi cukup tau diri. Ajarin gue caranya mundur tanpa harus membenci,ajarin gue caranya mundur tanpa harus menjauh. Ini terlalu sulit mengingat pertemuan kita yg berlangsung setiap hari, jika menurut lo melupakan segampang itu, maka gue yang akan ajarin lo bagaimaa caranya tetap tersenyum saat hati Lo menangis.
Pada akhirnya gue yang harus tau diri kalau lo bukan siapa² gue dan gue gak berhak buat cemburu saat lo memilih cewe pilihan lo nanti,entah itu temen sekelas gue sendiri,atau sahabat gue sendiri,bahkan kating gue sendiri, Yapp pada intinya tugas gue hanya menunggu kabar menyakitkan itu . Jika ada momen dimana kita bisa bersama dan membicarakan hal-hal yang selama ini kita sembunyikan, maka gue akan mengucapkan maaf dan selamat. Maaf karena terlalu berharap tinggi, dan selamat karena sepertinya sebentar lagi lo akan menemukan cinta lo. Dan satu lagi tolong jangan menjauh dan biarkan gue untuk mundur secara perlahan,jika dipaksakan maka bukan melupakan yg gue dapat melainkan rasa cinta yg semakin dalam.
-------
Eps 3:
https://zottatogo.blogspot.com/2018/12/cinta-sendiri.html?m=1
Harusnya gue sadar dan berpikir kritis bahwa ketika kita mencintai seseorang maka kita juga harus mencintai kekecewaan yang akan tumbuh nantinya. Tapi gue terlalu egois saat menyikapi semua itu, seolah ga mau dikalahkan oleh apapun,gue tetap berpikir positif kalau kekecewaan gak akan pernah tumbuh karena adanya ketulusan, sampe gue lupa bahwa hanya gue sendiri yg tulus disini.
Ini bukan salah lo,ini salah gue karna menaruh harapan terlalu besar sampai ngebuat lo kerepotan untuk menyikapi sikap gue saat ada di deket lo.Akhirnya karna lo mau semuanya baik² aja,jadi lo memutuskan untuk jauh dari gue. Mungkin keputusan lo itu sudah tepat buat lo,Tapi serius deh lain waktu silahkan bertukar posisi dengan gue, biar lo tau gimana rasanya saat kita mau memastikan perasaan seseorang tapi malah dijauhin.
Menjauhnya lo akan baik² aja buat diri lo sendiri sejak kemarin,detik ini,besok,bahkan seterusnya.Tapi apa lo pernah berpikir gimana perasaan orang yg gatau apa² terus tiba² lo jauhin itu? Sumpah gue berasa kaya orang yang lagi dipandang rendah, satu demi satu pemikiran negatif muncul dari otak gue "oh mungkin dia malu deket sama org yang suka diledekin di kampus,mungkin dia malu sama temen²nya masa deket sama cewe jelek,mungkin dia malu sama mantannya masa pacarnya nanti lebih jelek dari mantannya".
Apakah pemikiran gue terlalu jahat dan menghakimi lo? Gue rasa nggak, karna sekarang buktinya lo deket dengan cewe yang jadi incaran cowo² dikampus. Mengingat fisik lo yang kaya gitu,bukan hal yang susah bagi lo buat ngedapetin dia.Gue tau banget itu hak lo, tapi apa salah kalo gue sakit hati walaupun kita ga ada hubungan apapun?Apalagi gue sangat amat mengenal cewe itu sebagai salah satu kating panutan gue. Asal lo tau karna kelakuan lo itu yg ngebuat cewe naif kaya gue ini berpikiran kalo fisik bisa mengalahkan ketulusan.
Jika ukurannya adalah fisik, maka dianggap apa kata "mencintai apa adanya" itu? Apakah salah kalo orang yg jauh dari kata LUMAYAN kaya gue ini bisa jatuh cinta? Apakah salah ketika orang yang terlalu setia dan perasa kaya gue ini suka sama orang? Jika itu ukurannya maka apa yg disebut "apa adanya" itu? Apakah cuma menjadi tameng untuk menunjukkan kalo lo adalah laki² baik supaya bisa memainkan perasaan cewe² naif?
Gue cukup sadar fisik gue bukan standar yg bisa dikatakan cantik, tapi ketika gue tanya ke lo yg lo jawab cuma "cantik itu relatif dan lo harus bersyukur". Lalu apa bedanya gue sama lo? Gue ga bersyukur dengan fisik gue, dan lo? Lo ga pernah bersyukur karena dicintai seseorang secara tulus tanpa memikirkan bagaimana cara untuk membalasnya.
Lalu setelah semuanya yg Lo lakuin ke gue,setelah semua kebahagiaan yg lo kasih ke gue,dan setelah lo berhasil mengukir memori yang begitu indah di diri gue, semua kita lalui bersama tapi pada akhirnya lagi² hanya gue yang merasakan sakit.Terus siapa yg pantas disalahkan atas semua ini? Lo? Nggak ini bukan salah lo, terkadang gue mau menerima kalo semua terjadi karena kesalahan gue dalam menafsirkan sikap baik lo ke gue selama ini.
Semua orang bahkan sahabat gue sendiri memaksa gue untuk mundur dari lo, entah apa maksud mereka,gue pun masih menerka. Mungkin mereka ingin melindungi gue dari bajingan kaya lo,atau mungkin mereka menyadari kalo standar gue lah yang terlalu tinggi dan nantinya akan mnjadi sakit yang terelalu dalam.
Saat ini gue ada diambang kebingungan, ingin mundur tapi sudah terlalu jauh dan ingin melanjutkan tapi cukup tau diri. Ajarin gue caranya mundur tanpa harus membenci,ajarin gue caranya mundur tanpa harus menjauh. Ini terlalu sulit mengingat pertemuan kita yg berlangsung setiap hari, jika menurut lo melupakan segampang itu, maka gue yang akan ajarin lo bagaimaa caranya tetap tersenyum saat hati Lo menangis.
Pada akhirnya gue yang harus tau diri kalau lo bukan siapa² gue dan gue gak berhak buat cemburu saat lo memilih cewe pilihan lo nanti,entah itu temen sekelas gue sendiri,atau sahabat gue sendiri,bahkan kating gue sendiri, Yapp pada intinya tugas gue hanya menunggu kabar menyakitkan itu . Jika ada momen dimana kita bisa bersama dan membicarakan hal-hal yang selama ini kita sembunyikan, maka gue akan mengucapkan maaf dan selamat. Maaf karena terlalu berharap tinggi, dan selamat karena sepertinya sebentar lagi lo akan menemukan cinta lo. Dan satu lagi tolong jangan menjauh dan biarkan gue untuk mundur secara perlahan,jika dipaksakan maka bukan melupakan yg gue dapat melainkan rasa cinta yg semakin dalam.
-------
Eps 3:
https://zottatogo.blogspot.com/2018/12/cinta-sendiri.html?m=1




Tekad untuk sekedar mundur saja tak akan cukup.. yakin kan diri lo bahwa tekad yg lo buat benar benar kuat. Maka nanti disaat lo berhasil dan dia menyesal,lo tidak akan dengan mudahnya jatuh kembali di lubang yang sama
BalasHapus